Yerusalem - (Berita SuaraMedia) - Tidak hanya kelompok Anonymous yang melancarkan cyberwar
ke Israel. Kelompok peretas lainnya juga turut bergabung, seperti
ZCompanyHackingCrew. Mereka mengaku telah meretas berbagai akun pribadi
milik Wakil PM Israel.Berbagai akun pribadi seperti Facebook, Twitter, LinkedIn, YouTube,
email, hingga nomor kontak dan dukumen yang dimiliki Wakil Perdana
Menteri Israel Silvan Shalom dibombardir kelompok peretas yang
menamakan diri ZCompanyHackingCrew. Semua akun itu diretas dan diganti
tampilannya dengan berbagai seruan pro-Palestina.
Bahkan dalam Twitter Wakil PM yang diretas itu, kelompok ZCompanyHackingCrew mem-posting kicauan berupa protes mengenai pertikaian yang mereka sebut sebagai 'perang yang keji dan pendudukan'.
"Siapa yang bisa membiarkan melihat kengerian, kematian anak-anak
dan orang yang tidak bersalah mencoba melindungi tanah yang diduduki
mereka?" demikian isi kicauan kelompok ini, seperti dikutip dari RussianToday.
Sebelumnya, kelompok peretas Anonymous juga melakukan serangkaian
serangan terhadap Israel. Kelompok yang menyebut diri mereka sebagai hacktivist ini
mengklaim telah menyerang Hampir 700 situs yang berkaitan dengan Israel
diklaim telah diretas. Kelompok peretas ini dilaporkan telah meretas
ratusan website mulai dari situs pemerintah Kementerian Luar Negeri hingga pariwisata lokal.
Bahkan kelompok peretas ini juga membeberkan 3.000 orang yang namanya ditaruh di situs Pastebin,
tercatat ada nama seorang Senator Amerika Serikat, yaitu Daniel
Inouye. Ia adalah seorang veteran perang yang menentang Nazi pada
Perang Dunia II. Ia juga seorang politisi yang dikenal menjalin
hubungan yang sangat dekat dengan Israel dan mengumbar rahasia penting
berupa informasi data pribadi 5.000 pejabat Israel.
Dalam pernyataannya yang berisi cyberwar terhadap Israel, ternyata kelompok yang menyebut diri mereka sebagai hacktivist ini memang tidak main-main, karena mereka mampu membuktikan pernyataan kerasnya.
Di halaman situs Anonpaste.me, kelompok Anonymous mempublikasikan nama, email pribadi, serta nomor identitas dari sekitar 5.000 pejabat Israel.
"Ini sudah menjadi perhatian besar dari kami, namun pemerintah
Israel tidak mengindahkan peringatan yang dilancarkan berulang kali
serta melanggar HAM,
mematikan internet di Israel, memperlakukan dengan tidak baik
warganya sendiri dan negara tetangganya," tulis Anonymous dalam
pernyataannya seperti dikutip dari TheHackerNews.
sumber : http://www.suaramedia.com
0 komentar:
Post a Comment